Australia Ajukan RUU agar Google-Facebook Bayar Konten
PEMERINTAH Australia, Rabu, memperkenalkan rancangan undang-undang (RUU) untuk memaksa raksasa teknologi Google & Facebook membayar konten berita dari jalan Australia.
âRancangan undang-undang tersebut akan mengatasi ketidakseimbangan kekuatan tawar-menawar antara bisnis media berita dan platform digital, â kata Menteri Keuangan Josh Frydenberg dalam sebuah pernyataan.
RUU itu, terangnya, akan memastikan bahwa usaha media berita mendapat upah yang layak untuk konten yang mereka hasilkan.
Di bawah RUU tersebut, raksasa teknologi akan didorong untuk bernegosiasi dengan perusahaan media besar dalam Australia, termasuk lembaga penyiaran umum, mengenai harga yang harus itu bayar untuk mengakses berita mereka.
Jika mereka tidak dapat mencapai kemufakatan, arbiter independen akan ditunjuk buat membuat keputusan yang mengikat. Maklumat digital bisa dikenai denda hingga AU$10 juta (US$ 7, 4 juta), jika mereka tidak mengindahkan keputusan tersebut.
RUU tersebut awalnya akan berlaku untuk Facebook NewsFeed dan Google Search . Namun, itu kemudian akan diperluas buat memasukkan platform digital lainnya, bila ada cukup bukti untuk menetapkan bahwa mereka menimbulkan ketidakseimbangan gaya tawar.
Saat berbicara kepada wartawan dalam Canberra pada Selasa, Frydenberg membicarakan undang-undang itu sebagai reformasi gede. âIni merupakan yang pertama pada dunia. Dunia menyaksikan apa yang terjadi di Australia, â katanya.
RUU tersebut dikembangkan Australia Competition and Consumer Commission (ACCC) selama tiga tahun setelah melakukan konsultasi jemaah yang mencakup platform media baik serta organisasi berita Australia.
Sejak proposal awal pada Juli, pemerintah telah memberikan kelonggaran kepada perusahaan teknologi tersebut, menurut laporan berita Australia.
Managing Director Facebook Australia Will Easton, pada Selasa, mengatakan bahwa perusahaan bakal meninjau undang-undang tersebut dan terkebat melalui proses parlemen yang hendak datang. Itu dilakukan untuk memperoleh kerangka kerja yang bisa diterapkan untuk mendukung ekosistem berita Australia. (Nur/DW/Al Jazeera/I-1)