Misa Natal di Cianjur Dilakukan Tatap Muka dan Daring
PANITIA Natal di Gereja Katolik Santo Petrus di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menerapkan protokol kesehatan secara ketat kepada para jemaat yang akan mengikuti misa. Berbagai aturan pembatasan pun diterapkan sebagai upaya mencegah terjadinya kerumunan.
Panitia Natal Gereja Katolik Santo Petrus, Dionisius Indarintoko mengatakan misa Natal tahun ini tentu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena bersamaan pandemi covid-19. Panitia pun mengatur konsep peribadatan karena diberlakukan pembatasan-pembatasan untuk menyelaraskan dengan penerapan protokol kesehatan covid-19.
“Misa Natal akan dilaksanakan secara tatap muka dan online atau streaming. Metode ini kami lakukan supaya semua umat bisa terlayani walaupun dilaksanakan di tengah pandemi covid-19. Mudah-mudahan semuanya berjalan lancar, ” kata Dionisius, Kamis (24/12).
Dionisius menyadari betul pentingnya penerapan protokol kesehatan menghadapi perayaan Natal tahun itu. Karena itu, kata Dionisius, sesuai anjuran pemerintah untuk menerapkan 3M, panitia sudah memasang tempat membersihkan tangan lengkap dengan sabunnya dalam berbagai titik, menyediakan handsanitizer, beserta menyiapkan alat pengukur suhu awak (thermogun).
“Untuk protokol kesehatan sudah kami siapkan sedemikian rupa karena sesungguhnya sudah diberlakukan setiap minggu. Jadi bukan hal yang baru untuk jemaat kami di Gereja Katolik Santo Petrus, ” tuturnya.
Hanya, tinggi Dionisius, pada perayaan Natal tahun ini yang waktunya bersamaan pandemi covid-19, penerapan protokol kesehatannya bertambah diperketat. Pengawasan penerapan protokol kesehatan diberlakukan sejak kedatangan jemaat.
“Kami telah atur sedemikian rupa. Mereka harus mengikuti antrean. Setelah itu mereka akan diarahkan petugas mengikuti standard prosedur protokol kesehatan yang sudah disepakati bersama yakni 3M, ” ungkapnya.
Di dalam gereja, pihak panitia sudah mengatur jarak duduk antarjemaat. Kursi yang akan ditempati antarjemaat berjarak 1, 5-2 meter.
“Jumlah jemaat yang di dalam ruangan pula dibatasi. Kami membatasinya maksimal 30% dari kapasitas yang disediakan; ” kata Dionisius.
baca juga: Ribuan Polisi dan TNI Amankan Natal dan Tahun Baru pada NTT
Upaya lain penerapan adat kesehatan di Gereja Katolik Santo Petrus dilakukan dengan mengatur kegiatan di lingkungan gereja. Di daerah gereja itu terdapat 8 lingkungan yang dalam kondisi normal bisa digunakan bersamaan.
“Tapi dalam kondisi sekarang, kami terapkan aturan protokol kesehatan tubuh dengan ketat. Kami akan atur, untuk malam hanya 3, kemudian pagi itu 3, dan burit 2. Sehingga kami berharap dengan cara ini bisa mencegah daya penyebaran covid-19. Betul-betul dibatasi. Selebihnya, itu umat kami layani meniti misa secara streaming (online), ” pungkasnya.
Dandim 0608 Cianjur, Letkol Ricky Arinuryadi, mengingatkan masyarakat tetap mewaspadai penyebaran covid-19 saat libur Natal dan Tahun Baru 2021. Mulia di antara cara mencegahnya mampu dilakukan dengan tidak memicu aksi kerumunan.
“Tetap di rumah. Sayangi keluarga. Jangan melakukan aktivitas yang berkerumun, ” tegas Dandim. (OL-3)