Teten Masduki: Medsos Dapat Dimanfaatkan untuk Membangun Brand

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengajak pelaku UMKM untuk dapat terus berinovasi dan mengoptimalkan teknologi digital, salah satunya penggunaan jalan sosial dan platform jejaring online.
“Jangan hanya dimanfaatkan untuk chating atau browsing saja. Coba cari masyarakat dengan hobi serupa untuk berjejaring dan bersinergi, mudah-mudahan bisa membuka jalur & potensi kolaborasi, ” ucap Teten pada acara Talkshow Launching Krealogi milik Du Anyam, secara daring, Selasa (23/3).
Menurut Teten, jalan sosial dapat digunakan buat membangun kekuatan brand. Buatan konten secara konsisten akan menghadirkan narasi yang berpengaruh untuk brand milik UMKM.
Selain itu, lanjutnya, istimewa bagi para pelaku UMKM untuk masuk ke pada platform jejaring usaha.
Teten sekaligus mengapresiasi atas dirilisnya aplikasi Krealogi oleh Menyelaraskan Anyam yang menghubungkan para pelaku UMKM khususnya di bidang kriya dengan keinginan pasar. “Krealogi oleh Menyelaraskan Anyam hadir dengan pemosisian yang sangat kuat, platform digital yang mempersiapkan penggunanya untuk dapat akses pertalian pasok. Krealogi adalah ekosistem rantai pasok digital, khususnya bagi UMKM sektor kriya, ” ujar Teten.
Teten menambahkan, transformasi agar UMKM hadir dalam rantai pasokan juga merupakan salah satu fokus program strategis KemenkopUKM. “Saat ini, kontribusi ekspor UMKM masih di angka 14 persen, masih kurang, masih jauh dibandingkan Jepang (54 persen) dan Tiongkok (70 persen), ” kata pendahuluan MenkopUKM.
Tidak bisa dipungkiri, kunci dari performa negara-negara tersebut adalah bahwa hadirnya UMKM mereka dalam rantai pasok. “Itulah sebabnya peran agregator dan enabler seperti yang Du Anyam hadirkan melalui Krealogi sangat krusial, ” kata Teten.
Sebab karena itu, MenkopUKM berharap platform digital dapat dieksplorasi dan disesuaikan dengan hajat. Misal, Krealogi untuk aspek akses pasar dan pendampingan. Lalu, ada lagi platform lain yang mungkin fokus di aspek pembukuan, SDM, atau bahkan berkenaan pembiayaan. “Implementasi transformasi ekonomi digital bagi UMKM yang bulat merupakan kunci persiapan UMKM masa depan Indonesia dengan tidak hanya relevan secara perkembangan zaman, namun pula memiliki daya saing luhur baik di level nasional maupun global, ” prawacana Teten.
Di awal 2021 ini, sekitar 12 juta UMKM atau sebanyak 19 persen dari total populasi UMKM di Indonesia, sudah hadir dalam platform digital. Namun, Teten mengakui sedang ada beberapa kendala. Pertama, berkenaan tingkat literasi digital yang masih relatif sedikit secara rata-rata. “Aspek ini meliputi kemampuan UMKM untuk melek digital, seperti mengoperasikan perangkat, aplikasi, platform digital, yang tentu saja berimbas pada efektivitas dalam pemanfaatan teknologi digital, ” cakap MenkopUKM.
Isu fundamental asing juga tetap menjadi catatan. Yaitu, kapasitas usaha (berproduksi dalam skala besar serta ekonomis) dan kualitas produk (kualitas produk agar mampu bersaing dengan produk usaha besar di marketplace). “Artinya, adaptasi teknologi oleh pelaku UMKM, baik dengan hadirnya pandemi maupun tidak, ialah sebuah keniscayaan, ” logat Teten.
Lebih jauh teristimewa, Teten menekankan bahwa pemerintahan pun harus bertransformasi digital untuk dapat memastikan tentu relevan dengan perkembangan kala yang semakin dinamis. Termasuk di dalamnya terkait arah pengadaan barang dan pertolongan bagi pemerintah dan BUMN. “Saat ini, partisipasi pelaku usaha kecil dalam logistik pemerintah secara elektronik menyentuh 41 persen atau 166. 393 unit, dengan potensi mencapai lebih dari Rp320 triliun, ” kata MenkopUKM.
Untuk mendorong peran UMKM, Perpres Nomor 12 Tarikh 2021 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah telah membuka jalan bagi UMKM dan koperasi untuk mengikuti pengadaan pemerintah hingga Rp15 miliar atau naik 6 kali ganda dari pagu nilai pemasokan sebelumnya. (Ant/OL-12)